(Re-published ~ 2018)
Goodbye
Boss, selamat ya atas kesuksesan dambaanmu itu. Semoga kau dapat mempertahankannya sampai bila-bila. Jangan sampai ngoyo lagi lho, nanti malah grasak-grusuk saat menentukan keputusan penting.
Kalau sampai khilaf dengan fatal, bukan hanya bawahan yang bakal susah, tetapi juga para penggemar, pada puyeng semua. Tetaplah bijaksana seperti saat ini, ya.
Terus, mengenai kisah kita? Ah, lupakan saja lah. Kan sudah kau tunjukkan sendiri bahwa kau memang tak suka aku, makanya kau sering anggap aku sedang membencimu dalam cinta. Ya kan?
Ooo, itu salah ya? Maaf deh kalau gitu, Boss. Aku tak pernah berniat untuk mengganggu. Serius. Aku cuma .... ah sudahlah.
Aku sudah Move On kok, jadi jangan khawatir, kita selesai. Namun jangan lupa bahwa aku akan tetap mengagumimu dan karyamu, dari jauh saja. Dan aku, akan tetap support sampai kapanpun.
Keep it up, Boss. (^^)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Welcome
Hello Sayangku, My Lovely Prince, lagi ngapain tu? Aku kangen berat sama kamu. Padahal baru semenit yang lalu kamu call aku. Hihihi.
Soalnya nih, hanya kamu yang bisa membuat aku tersipu malu sambil ngakak, kadang aku mengomel sambil nangis gara-gara hal sepele, atau ketika aku 'cemburu' saat kamu dekat atau memuji yang lain, tapi kamu bisa handle aku.
Entah itu karena kamu yang terlalu amazing atau malah aku yang terlalu baik dan pemaaf. xixixixixi.
Eh sayang, kamu tahu nggak kenapa aku mencintaimu sebagai pangeran hatiku, bukan sebagai raja, kenapa hayoo?
Jelas saja dong, karena rajaku ialah Ayahku. Para pendamping kepercayaan (asisten) raja ya kedua adik laki-laki aku. Jadi, kamu pangeranku, yang bakalan menculik aku dari Ayahku, dan membawaku ke istanamu. Sanggup? Hehehe.
Terdengar kekanakan ya itu? Maap deeeh, kamu kan udah kenal bagaimana aku. Pokoknya gitu deh. (Kebanyakan baca dongeng Cinderella dan Puteri Salju.) Uhuk uhuk uhuk. Batuk. ^.^
Mmmmh, apa lagi yaaaa. Ooh, ini bukan gombal palsu lho ya, wong aku ini innocent kok, mana bisa sok pencitraan segala. Ya kan, sayang?
Justru kamu tu yang patut dicurigai, jangan-jangan....?
Bercanda kok, sayang, aku percaya kamu. Kita bukan ABG/Belia yang masih suka nuntut harus ini-itu begini-begitu pada pacarnya.
Kalau kita, hanya satu, yang penting kita mesti...... eeiitts itu hanya kita yang tahu, jangan diumbar ah.
Makasih ya, kamu selalu menekankan agar aku tidak mengungkit tentang 'perbedaan' kita. Kamu mencintaiku sebagai belahan jiwamu apa adanya, sehingga kamu ingin aku pun menerimamu sebagai diri kamu, bukan karena namamu. Kamu juga selalu wanti-wanti agar aku 'menjaga' diri.
(Itu yang membuatku tersanjung dan bangga padamu.)
Oh iya sayang, ada yang belum sempat aku tanyakan padamu. Kamu percaya mana:
(1) cinta pandang pertama?
(2) cinta berproses (pdkt - pendekatan) dahulu?
(3) cinta berawal dari persahabatan/friendship?
Kalau aku, lebih condong ke opsi 2. Kadang berawal dari opsi 1 juga sih. Kalau yang opsi 3 agak susah. Mengapa? Sebab bagiku:
"Dua insan saling naksir, trus dekat dan jadian serius, lalu misalnya putus (jadi mantan pacar), biasanya dapat menjadi sahabat setelahnya, minimal tetap kawan lah. Tapi kalau awalnya bersahabat dekat/karib lalu jadian dan kemudian putus, belum tentu bisa kembali jadi sahabat lagi, kalaupun bisa, takutnya kecintaan pada persahabatannya tidak sama seperti sebelum jadian. Kasihan banget kan nilai sobatannya jadi soak. Hiks. (Kalau bisa tetap awet tanpa putus - atau bercerai - bagus.)"
Yah, lagi-lagi itu kan bagi aku, mungkin orang lain punya selera dan prinsip berbeda. That's oke lah ya, lanjutkan, mana yang terbaik bagi diri masing-masing.
But Girls, asalkan jangan nekat merampas pasangan orang lain. Haduuuh, jangan sampai bablas dalam "menggoda" deh. -- kecuali kalau tertipu, perasaan kita dimainkan, atau dia mengaku masih sendiri ternyata sudah berpunya, itu lain cerita. -- Jangan mau berlarut padanya. Dituduh sebagai penggoda atau orang ketiga atau kegeeran salah tangkap sinyal, itu mengerikan. Leave!!!!!! (-__-)
Makanya kan sayang, lebih asyik kalau sesama single, tak peduli jauh atau dekat, pasti lebih nyaman. Ketika saling tertarik, lalu penjajakan, terus saling komit, dan akhirnya akan saling memiliki dengan utuh. Semoga bisa sampai pelaminan dan selamanya.
Jika kamu bilang bahwa couple harus bisa jadi segalanya, termasuk menjadi sahabat bagi pasangannya. Betul, aku setuju. Tapi lagi nih, itu kan setelah komitmen jadi 'partner' alias lover, memang bagusnya jadi everything. Ya kan? ^^
***Sedikit selipan kisah orang tua aku;
Pertemuan + PDKT ortu aku agak lumayan singkat. (tapi kayaknya Ayahku sudah naksir Ibuku sejak lama ~~ diam-diam Bapake stalking Mamake yeee? hihi)
Dan nyatanya, mereka masih STRONG bersama sampai hari ini. 'Kan bergantung pada niat dan kedewasaan cinta masing-masing pasangan. Meski banyak ranjau, akan bisa dihadapi.
Semoga terus kuat sampai akhir hayat. Amin YRA.
Yup, tiga opsi dari pertanyaanku di atas hanya dalam konteks awal-mula sebelum jadian...! Poinnya: Kita masuk bagian yang mana? (Ehem.. kita sudah jadian atau belum sih? :D)
Sayang, tetiba aku pengin mamam sesuatu sambil "kepo" lagi. Biasa deh, keliling jalanan, biar kelar ini karya baru. Uhuy, mantep. Besok kita ngoceh lagi ya sayang.
Welcome to my present to my future, sayang. ^.^
Thank you, my Loves of a lifetime!
♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Thanks For Stopin' By My Blog
Kategori:
Messages